Replikasi Pelatihan Kajian Kebutuhan (Need Assessment 2018)

 

Untuk yang kedua kalinya, pelatihan Kajian Kebutuhan (Need Assessment) kembali diselenggarakan. Kali ini pelatihan diadakan oleh pihak CARITAS Palangka Raya di Biara Sacra Familia Urup, Ampah pada tanggal 7 November 2018. Pelatihan diadakan selama tiga hari berturut-turut dan diikuti oleh sebanyak 19 peserta dari berbagai daerah seperti Palangka Raya, Ampah, Buntok, Didi, Kandui, Janah Jari, Patas, Puruk Cahu dan Tangkan. Dari total 19 peserta tersebut, dibentuk lah beberapa kelompok guna mempermudah proses penyampaian materi dan evaluasi harian juga turut dilakukan setiap hari ketika sesi materi selesai disampaikan. Peserta diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan tentang materi apa yang dipahami, materi apa yang belum dipahami serta perasaan setelah mengikuti berbagai sesi pelatihan.

Pada hari pertama, sebelum sesi materi disampaikan lebih dulu dibuka dengan kata pengantar dari Romo Andi dan Aryo Saptoaji selaku program officer KARINA (Karitas Indonesia). Kemudian dilakukan pre-test untuk menguji sejauh mana pengetahuan para peserta sebelum materi disampaikan. Memasuki sesi pertama pelatihan, dimulai dengan pengantar singkat tentang Pengantar Sphere (Project kemanusian bersifat mendunia) disampaikan oleh Ramiasi Novita (JPIC Kalimantan). Lalu dilanjutkan dengan sesi Pengantar Kajian yang merupakan proses pencarian data informasi sebelum dilakukannya tindakan, disampaikan oleh Ayu Kusuma (WALHI). Kemudian sesi Perencanaan Kajian yang bertujuan untuk melihat pendekatan tindakan. Mencakup di dalamnya berupa metode kajian, sumber data, serta tiga tahap perencanaan kajian yang kembali disampaikan oleh Ayu Kusuma.

Dihari kedua, penyampaian materi kembali dilanjutkan. Dibuka dengan sesi Stakeholder (pemangku kepentingan) yang mencakup sistem di dalamnya berupa bagian internal (dalam) dan eksternal (luar), disampaikan Aryo Saptoaji (KARINA). Lalu sesi Metode Pengkajian yang merupakan cara pengambilan data untuk kajian. Mencakup di dalamnya, pecarian data secara kualitatif dan kuantitatif. Serta alat metode seperti observasi, perjalanan transek, wawancara, kelompok diskusi terfokus (TFG) dan pemetaan komunitas kembali disampaikan oleh Aryo Saptoaji. Dilanjutkan dengan sesi Membuat Alat Kajian Saat Tanggap Darurat berupa daftar pertanyaan, assessment tool atau lembar kuisioner, disampaikan Ramiasi Novita. Sesi berikutnya, Pelatihan Pencari Data Kajian berupa tahap persiapan sampai kepada pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh tim pencari data disampaikan oleh Ayu Kusuma. Terakhir, sesi Analisa Data Kajian Kualitatif disampaikan Xandro Arisdewa (JPIC Kalimantan).

Pada hari terakhir yaitu hari ketiga hanya ada tersisa satu sesi yaitu sesi Situation Report (SITREP) atau laporan situasi guna mengetahui respon apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana disampaikan oleh Ramiasi Novita. Setelah serangkaian materi-materi dari hari pertama hingga hari terakhir selesai diberikan, kembali dilakukan post-test guna mengetahui sejauh mana pemahaman para peserta. Dihari terakhir ini juga, dibentuk tim tanggap darurat khusus kawasan Barito yang terdiri dari delapan anggota inti. Dengan harapan, para anggota yang sudah terbentuk ini bertindak aktif dalam menanggapi isu-isu darurat yang ada. Kegiatan terakhir ditutup dengan pembagian sertifikat pelatihan serta foto bersama dengan para peserta dan juga para fasilitator.

(YA)