Spirit GERAKAN JPIC
Bagaimana anak-anak asli Dayak ini bisa menari di atas tanah leluhur? Seperti apa mereka dengan riang hati merayakan kehidupannya dalam suasana adil dan damai dalam keutuhan ciptaan di sekitarnya?
Mereka hanya sanggup hidup ketika semua aman. Saat alam nyaman. Bilamana segala unsur alam pun bernafas bebas dan bahagia menghibur satu sama lain. Dalam tarian alam (ballare di natura) yang tak tergantikan nilainya. Dalam syair indah (bella poesia) oleh kicauan burung (canzone dei pizolini) dan gesekan dedaunan oleh terpaan angin (il vento) yang bersahabat (piena di amicizia).
Kondisi kehidupan putri-putra tanah Dayak khususnya menjadi panggilan tak henti. Ya, dipanggil untuk terlibat dan melibatkan. Akan tetapi, tidak selalu keinginan terlibat mendapat sambutan. Selalu saja ada tantangan. Juga kesulitan banyak menghadang. Itu dari dalam diri pegiat, diantara para pegiat bahkan ‘keluarga-ibu kandung’ darimana pegiat berawal kerap merupakan tantangan besar.
Namun panggilan kuat sebagaimana Hakim Agung Sosial terus menerus bertanya sepanjang zaman, menjadi dorongan yang tak tertahan. Tentu itu untuk dijawab. Pada setiap aliran sungai, setiap bukit dan tikungan jalan kampung, Dia terus menggoda dan menggandeng, ketika
“Aku lapar – dan kau buat apa?”
“Aku haus – dan kau di mana?”
“Aku seorang asing – dan kau merangkul saya atau tidak?”
“Aku telanjang – jangan sampai kau tutup mata.”
“Aku sakit - jangan sampai kau bilang ‘salah sendiri’.”
“Aku seorang napi – dan engkau anggap diri serba saleh?”
Ini jadi panggilan dalam nurani. Seolah Ia mengatakan, “Kepada siapa lagi saya minta tolong, Jika tidak kepadamu, hai sesama saudara, anak bumi ini?” Dan, jiwa yang terjaga dan hati yang peka akan menjawab, ‘Ya, sebenarnya kepadamu juga saya datang. Kau saudaraku juga’.
Tapi, sekali lagi tetapi, dalam upaya ini, dalam turut menopang dan mendukung Gerakan Keadialan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan, tak disangkal bermunculan terus ada penolakan. Bahkan penolakan itu harus lahir dari Rahim orang tua, yang semestinya rumah dari mana telah dimulai gerakan ini. Anggapan sebagai anak haram di kalangan sendiri adalah label yang tak mudah untuk dimengerti.
Namun keyakinan spiritual hadir sebagai penopang dan sumber air mengalir tak henti.
Rasul Paulus, salah satu tokoh iman progresif mempunyai sokongan spirit itu ketika meyakinkan:
“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? atau Pedang?
Aku yakin, bahwa baik maut maupun hidup,
Baik malaikat-malaikat maupun pemerintnah-pemerintah, [termasuk pemerintah duniawi ini, lembaga-lembaga bikininan manusia, kitab-kitab kesepakatan manusia]
Baik yang ada sekarang maupun yang akan datang,
Atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah,
Atau sesuatu makhluk lain mana pun,
Tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah
Yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
II
SESUNGGUHNYA ADA SPIRIT
Di sini, lalu disadari bila ada spirit. Ada dorongan spiritualitas. Spirit itu kuat. Dan, tak bisa disangkal. Tak perlu disembunyikan. Itu ada. Dan, keberadaannya – dalam tradisi iman Katolik – dapat ditemukan dalam : Kitab Suci, Dokumen Resmi Gereja Katolik, dan dokumen social ordo dan tarekat/konggregasi.
2.1. KEADILAN – JUSTICE – GIUSTITIA
Dalam Kitab Suci Kristiani, ditemukan misalnya, Keadilan Menurut PL
“Hai manusia, telah telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut dari Tuhan daripadamu selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikh 6:8)
Di sana, unsur-unsur keadilan meliputi: Berlaku ADIL, Mencintai KESETIAAN, Hidup dengan RENDAH HATI di hadapan Allah
Sedangkan dalam Perjanjian Baru – il nuovo testament -, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang yang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: Keadilan dan belaskasihan, dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” (Mat 23:23)
Unsur-unsur keadilan di sini adalah Keadilan itu sendiri, Kesetiaan dan Belaskasihan
Lebih popular, unsus-unsur keadilan di sini adalah
- Martabat manusia – gambar Allah (Kej 1:27)
- Jalinan relasi yg benar (Kej 1:26-31; Kej 9:1-17; Kel 2:23-14:31; Mat 25:14 – 30)
- Hak Asasi Manusia (HAM) yang menunjukkan adanya, 1) Hak akan kebutuhan dasar kehidupan: makanan, pakaian, penginapan, pekerjaan, milik pribadi (Kej 1:29). 2) Hak untuk menguasai bumi dans egala isinyua dengan mempergunakan pengetahuan, kebebasan dan perasaan yang dimiliki manusia untuk mewujudkan martabat manusia (Kej 1:28). 3) Kewajiban Asasi Manusia (KAM)
Lalu di sini akan tampak, bagaimana definisi keadilan itu sendiri. Yaitu kesetiaan terhadap tuntutan relasi yang benar (Walter J. Burghardt SJ) seperti pernah dikutip seorang pegiat & penggerak JPIC, yakni alm Norbert Betan SVD
Nah, “Relasi yang benar” mencakup atau mengandung unsur-unsur al. 1) Kesetiaan dan tanggungjawab, 2) Menuntut kewajiban untuk menghargai martabat dan hak asasi manusia dan Allah, 3) Perlakuan yang wajar terhadap ciptaan lain (Teks: 1 Raj 21:1-29)
2.2. PERDAMAIAN
Dikatakan, bahwa perdamaian itu :
-
- Anugerah Allah (Yes 9:1-6) = Yesus Kristus (Rom 5:1-11). 1) Damai pertama-tama dan terutama adalah anugerah Allah, bukan semata-mata karya manusia. 2) Damai diberikan kepada maanusia melalui/oleh Yesus Kristus (Rom 5:11).
- Keharmonisan dalam relasi (Yes 9:1-6; Rom 5:1-11; 1 Kor 3:16-17; rom 12:9-12. 4) Relasi harmonis dengan Allah, sesama, diri sendiri dan dengan ciptaan lainnya. Keamanan dan kelimpahan hidup (Am 9:11-15). Allah menjanjikan keselamatan (perdamaian) kepada umatNya Israel. Dia akan memulihkan kembali umat Israel dan membangun kota-kota mereka yg telah runtuh agar mereka boleh mendiaminya kembali dengan damai (ay 11, 12, 14a). Dia akan memberkati kebun-kebun anggur dan kebun buah-buahan yang diolah oleh umatnya Israel sehingga menghasilkan buah berlimpah dan mereka akan minum anggur baru dan makan buah-buahan yang lesat (ay 13,14b-c)
Dia akan menempatkan mereka di tanah yang berkelimpahan hasil itu dan tetap memelihara mereka (ay 15). Allah sendiri menjamin dan menyediakan keselamatan dan perdamaian itu bagi umatNya
-
- Ketenangan Bathin (Yes 30:1-17) ketika individu dan komunitas ertobat dari dosa, tinggal diam/tenang dan percaya
- Tak ada perang dan kekerasan (Yes 11:1-10)
Perdamaian menurut kitab Suci adalah“suasana yang tenang, aman penuh percaya kepada Allah dan menyenangkan dalam kehidupan manusia, yang nampak dalam relasinya yang harmonis dengan Allah, sesama, diri sendiri dan ciptaan lain; dan diyakini sebagai anugerah Allah” (Norbert Betan, SVD)
2.3. KEUTUHAN CIPTAAN
- Dua istilah yg berbeda: Lingkungan hidup (environement) dan Keutuhan ciptaan (integrity of creation)
- Lingkungan hidup: lokasi dan keadaan yang berdiri sendiri dan terpisah dari manusia. Manusia dilihat sbg ciptaan yang terpisah dari ciptaan lainnya dan terutama sebagai penguasa atas lingkungan (relasi manusia vs. lingkungan; subyek vs. obyek)
- Keutuhan ciptaan: mencakup seluruh ciptaan, termasuk manusia, alam, fauna dan flora. Manusia dipandang sebagai satu dari ciptaan Tuhan
- Perbedaan antara keduanya terletak pada keberadaan manusia dan perannya
- Lingkungan hidup: manusia berada di luar, bahkan di atas ciptaan lainnya; mc adalah penguasa atas ciptaan lainnya
- Keutuhan ciptaan: manusia berada bersama-sama dengan ciptaan lain sebgai ciptaan Tuhan; peran manusia, bukan sebagai penguasa, melainkan pemelihara dan penjaga (stewardship) ciptaan lainnya. Manusia dipercayakan untuk membantu dalam proses penyelamatan dunia ini
- Pemahaman Tentang Keutuhan Ciptaan
- Definisi: Keutuhan ciptaan adalah suasana hidup yang diwarnai oleh kesatu-paduan (keharmonisan) yang menyeluruh dari semua ciptaan Tuhan, yang hidup bersama di alam semesta ini sebagai saudara-saudari satu sama lain (bdk. Doa Gita Sang Surya St. Fransiskus Asisi)
- Tanggungjawab manusia: Manusia sebagai mahluk berakal budi mempunyai kewajiban utama yakni:
- Pemeliharaan (ethic of caring): memperhatikan, merawat, memelihara, menjaga dan memperlakukan ciptaan lain secara wajar dan bertanggujawab – dkl: menjalin relasi yang benar dengan ciptaan yang lain
- Advokasi (ethic of justice): membela keadilan bagi lingkungan hidup (ciptaan lain) yang dieksploitasi;
- KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KITAB SUCI
- Kehidupan yang harmonis, tenang dan damai (Firdaus) antara manusia dan ciptaan lainnya
- Sebuah gambaran lengkap tentang keutuhan ciptaan (Kej 2:8-25)
- Taman eden yang tenang dan aman
- Ada air yang mengalir (empat cabang) – memberi sumber kehidupan
- Makanan tersedia, buah-buahan berlimpah
- Mc yang mendiami dan memelihara taman itu
- Hewan dan manusia diberi nama masing-maisng: terjalin relasi dan komunikasi antar manusia dan ciptaan lain
- Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, tercipta relasi yang setara antar laki-laki dan perempuan
2.4. KEADILAN, PERDAMAIAN & KEUTUHAN CIPTAAN DLM KS
- Tidak adil, maka tidak damai
- Keadilan tidak terpisah dari perdamaian:
“Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, akibat kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera, akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.” (Yes 32:17)
-
- Kebenaran = tsedeq (Ibrani) = keadilan. Perdamaian, ketenangan dan ketenteraman adalah buah atau hasil dari keadilan
- Keadilan dan perdamaian tak terpisahkan (Yes 9:6; Yes 59:6-8; Yes 48:18)
- Damai = syalom = selamat adalah penegakan keadilan dalam masyarakat
Luk 4:16-22: penegakan keadilan dan perdamaian dalam masyarakat Yahudi oleh Yesus (Mrk 5:34 // Lk 8:48 dan Lk 7:50 – “pergilah dengan selamat” (pergilah dengan damai)
Keadilan dan perdamaian berjalan bersama-sama, dalam arti: penegakan keadilan di dalam masyrakat hendaknya diarahkan kepada terciptanya perdamaian bagi semua orang.
- Perdamaian sebagai keadilan yang mengarah kepada perkembangan paripurna manusia. “Pembangunan adalah nama baru bagi perdamaian” (Paulus VI, PP)
2.5. JPIC DLM DOKUMEN SVD
Salah satu tarekat, seprti juga pada ordo Fransiskan dan yang lainnya, yaitu Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini/SVD) – divine word missionary or Stayler Missionaries – mengisahkan misi keadilan, perdamaian demi keutuhan ciptaan, - mis dalam KONSTITUSI SVD No. 112, The Promotion of Justice and Peace in Solidarity with the Poor in the Light of the Constitution 112, KAPITEL JENDRAL XV - XVII - demikian; bahwa
- Mandat konstitusi: Melibatkan diri Mempromosi keadilan dalam sikap solider dengan kaum miskin (112)
- Yang utama: Pengakuan akan martabat manusia (112.1.a);
- Pemberdayaan: Menolong orang miskin agar mampu memberdayakan diri mereka dg inisiatif dan sumber yang mereka miliki (112.1.b)
- Perjuangan melawan kebejatan di dalam hati manusia yang merupakan akar pelbagai struktur dan sistem penindasan (112.2)
- Memilih jalan tanpa kekerasan (non-violence) (112.3)
Di sana dijelaskan, bahwa
- Tuntunan Praktis untuk:
- Hormat terhadap martabat orang miskin, tanpa memperalat kemiskinan mereka untuk kepentingan pribadi/kelompok
- Melakukan analisis sosial dan mengundang partisipasi kaum miskin dalam perencanaan (project)
- mengembangkan sumber daya setempat
- Pelatihan dan kaderisasi pemimpin-pemimpin lokal
- Diawali dg proses konsientasisi membangun kesadaran orang miskin
- Melakukan kerja sama dan dialog yang kritis dg lembaga/organisasi yang ada yg bekerja untuk keadilan dan perdamaian
- Sikap terhadap pemimpin/pemerintah: sejalan dg semangat injil dan karisma profetik
2.6. PRINSIP-PRINSIP TEOLOGIS
Dalam prinsip Teologi Kristiani dipahami secara mendasar, bahwa 1) ini bukan masalah ideologi, melainkan opsi Yesus bagi kaum miskin dan tertindas. 2) Ini adalah Jalan untuk mengalahkan kejahatan dg kebaikan (non-violence), yang 3) Disertai refleksi teologis dan discermen apostolik yang autentik. Maka keterlibatan JPIC bukan (hanya) terutama tugas, melainkan itu sejatinya adalah ANUGERAH.
- 2.7. Kap. Jend. XV: DIALOG PROFETIS menjelaskan Partner Dialog dalam misi “ad Gentes”. Di sana disebutkan soal Dialog dengan kaum miskin dan tertindas (no. 60 – 63):
- Memajukan pembangunan manusia seutuhnya (No. 60)
- Perjuangan melawan kebejatan di dalam hati manusia yang merupakan akar pelbagai struktur dan sistem penindasan (no. 61 cfr. C. 112.2)
- Mendorong partisipasi kaum miskin dan tertindas dalam gereja lokal dan solidaritas dalam dan antar gereja lokal (no. 62)
- Memberdayakan kaum miskin untuk berkembang menuju kesejaheteraan yg lebih baik dan kepenuhan martabat manusia (63.a)
- Membangun jembatan solidaritas antara dan dalam komunitas-komunitas gerejawi (63.b)
Dalam Kap. Jend. XVI: MENGHIDUPI DIALOG PROFETIS menegaskan ada
- Tiga gagasan kunci: Misi kita adalah (a) sebuah kesak-sian tentang kerajaan Allah, (b) melalui dialog pro-fetik, dan (c) ditandai/diwarnai oleh matra-matra khas;
- Jalan/cara kita melibatkan diri dalam dialog profetik dikenali/ditandai melalui 4 dimensi karakteristik (matra khas): Kerasulan kitab suci, animasi misi, JPIC dan komunikasi
- Matra khas adalah sikap dasar dalam hidup dan karya pelayanan kita; tidak eksklusif, tetapi saling melengkapi/mengandaikan satu sama lain.
Kemudian muncul apa yang dinamakan MATRA KHAS atau Sikap dasar JPIC adalah “komitmen untuk transformasi masyarakat dan dunia dengan melakukan analisis struktur-struktur yg tidak adil dan memajukan martabat manusia serta pemeliharaan lingkungan hidup, daripada tinggal diam terhadap tragedi kemanusiaan dan kekerasan terhadap lingkungan yang terus menggerogoti dunia kita.”
- 2.8. Misi Ad Extra: Issue-issue JPIC (Kap. Jend. XVII)
di sini, dengan eksplisit menyebutkan wilayah keterlibatan JPIC yaitu :-
- Promosi Budaya kehidupan
- Opsi untuk bersama Komunitas Masyrakat adat dan suku
- Migrasi & Pengungsi
- Rekonsiliasi dan membangun perdamaian
- Keadilan sosial dan pengentasan kemiskinan
- Keutuhan ciptaan
- Perdagangan manusia
-
2.9. GAGASAN POKOK JPIC
Dari keseluruhan kisa di atas, lalu dirangkum apa yang menjadi gagasan pokok/kunci JPIC :
- Kesaksian ttg kerajaan Allah melalui dialog profetik yang ditandai dengan opsi dan komitmen bagi kaum miskin dan tertindas ala Yesus
- Partner dialog : kaum miskin dan tertindas
- Stressing point: MARTABAT Manusia – Perkembangan manusia seutuhnya
- Nilai-nilai: partisipasi, solidaritas & pemberdayaan kaum miskin
- Memerangi (akar) kejahatan manusia – dalam hati-pikiran & struktur-struktur sosial (politik, ekonomi, budaya, religius) yang menindas
- Kualitas yg dibutuhkan: analisis sosial, refleksi teologis dan discermen apostolik
- Metode/jalan: tanpa kekerasan (non-violence) dan dialog profetik (mengambil sikap berpihak, kritis, bukan pada posisi netral)
- Membangun jembatan solidaritas antar/dalam komunitas Gerejawi (kolaborasi & berjejaring)
- Isu-isu JPIC – fokus & prioritas Misi ad Extra
- ANUGERAH (Gabe), bukan hanya tugas/tanggungjawab (Aufgabe)
2.10. Prinsip Fundamental Ajaran & Gerakan Sosial Gereja :
- Hormat kepada Martabat Manusia
- Mengupayalan Kesejahteraan Bersama (Bonum Commune)
- Mendorong Solidaritas Universal
- Mendukung upaya Subsidiaritas
- Menegaskan pilihan sikap mengurtamakan Kaum Miskin, yang terpinggirkan
Demikianlah dasar spirittulitas Gerakan JPIC dimana dan kapan saja!