COMMUNITY WISDOM : ADIL KATALINO

Klik Untuk Lebih Jelas : COMMUNITY WISDOM : ADIL KATALINO
Klik Untuk Lebih Jelas : COMMUNITY WISDOM : ADIL KATALINO
Klik Untuk Lebih Jelas : COMMUNITY WISDOM : ADIL KATALINO
Klik Untuk Lebih Jelas : COMMUNITY WISDOM : ADIL KATALINO

 

Kata-kata ini mungkin asing bagi sebagian orang, tetapi seperti sudah menyatu dalam jiwa sebagian besar warga Dayak di Kalimantan. Seruan ini sering kali dikumandangkan di setiap acara-acara adat dan di berbagai macam kesempatan lainnya.

Namun, banyak yang sesungguhnya belum tahu arti yang sebenarnya dari rangkaian kata yang seringkali memicu semangat dari para penyeru-nya ini. Adapun arti dari kata-kata tersebut adalah:
“Adil ka`talino” artinya harus bersikap adil kepada sesama manusia.
“Bacuramin ka`saruga” artinya kita harus bercermin, berpandangan hidup seperti perkataan baik di surga.
“Basengat ka`jubata” bahwa kehidupan manusia itu tergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kemudian seruan ini biasanya dibalas dengan seruan lain, yakni, “Arus, arus, arus,” sebanyak 3 kali yang berarti “Amin, Ya”, ataupun “Terus-terus mengalir (seperti air) dan terus hidup. Oleh sebab itu, keseluruhan inti makna rangkaian kata ini adalah kita harus bersikap adil dan berbuat adil kepada sesama manusia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Secara harafiah, rangkaian kata ini juga bermaksud bahwa “keadilan bisa diwujudkan di bumi dan di surga.” Sebab, dimana pun, manusia harus dapat berlaku adil bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Makna hal inilah yang kemudian perlu untuk kita pahami bersama bahwa menjaga keadilan untuk semua ciptaan itu adalah tugas dan kewajiban kita bersama sebagai masyarakat adat Dayak yang hidup dan tinggal di bumi Kalimantan ini.

Pada masa kini, hanya ada sedikit pihak yang menyadari bahwa semua mahluk yang ada di dunia ini membutuhkan dan mempunyai hak untuk hidup. Selain itu, sudah kerap terdengar kabar bahwa di Kalimantan terjadi penebangan hutan, perburuan satwa yang sebenarnya itu dilindungi dan beberapa macam pengrusakan lainnya. Sungguh hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang dimaksud dari semboyan Dayak yang sering kita serukan bersama.

Sebab pada faktanya, ada banyak binatang hutan yang kehilangan rumah mereka karena terjadinya pembabatan hutan oleh para penggerak industri ekstraktif. Ada banyak pohon yang sebenarnya mempunya fungsi untuk mempertahankan struktur tanah justru di tebang dan akhirnya digantikan posisinya oleh sekumpulan pohon sawit yang katanya akan sangat menguntungkan masyarakat. Meksi faktanya sarat persoalan.

Padahal, yang menjadi kerinduan kita bersama adalah agar semua ciptaan dapat hidup bersama dengan baik dan keseimbangan bisa tercipta. Selain itu pula, generasi selanjutnya masih tetap bisa menikmati udara segar, alam yang hijau, dan segala satwa-binatang ciptaan nyaman hidup baik.

Mari bersama kita jaga dan lestarikan hutan, binatang, dan semua yang ada di sekeliling kita. Kita harus menjadi pribadi yang aktif dalam mengkampanyekan keadilan dan keutuhan untuk semua ciptaan yang ada di muka bumi ini. Sehingga semboyan :
“Adil ka`talino bacuramin ka`saruga basengat ka`jubata”, dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. (Achi-Pinar)