Menanam Padi

Klik Untuk Lebih Jelas : Menanam Padi
Klik Untuk Lebih Jelas : Menanam Padi
Klik Untuk Lebih Jelas : Menanam Padi
Klik Untuk Lebih Jelas : Menanam Padi

 

Beras adalah salah satu produk makanan pokok paling penting di dunia. Pernyataan ini terutama sangat berlaku di Benua Asia, tempat beras menjadi makanan pokok untuk mayoritas penduduk (terutama dikalangan menegah ke bawah). Budidaya beras cocok di wilayah-wilayah dengan iklim hangat, biaya tenaga kerja murah dan curah hujan yang tinggi karena budidaya makanan pokok ini membutuhkan banyak tenaga kerja dan suplai air. Wilayah-wilayah yang memenuhi kriteria tersebut kebanyakan berada di Asia dengan karakteristik para petani Asia sebagian besar berasal dari daerah-daerah kurang berkembang.

Setiap provinsi atau pulau yang ada di Indonesia, biasanya memiliki makanan pokok tersendiri. Namun makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya adalah nasi. Nasi berasal dari beras yang berasal dari padi. Begitu pula dengan masyarakat Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah yang didominasi oleh suku Dayak Ma’anyan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, orang Dayak Ma'anyan bercocok-tanam dengan cara berladang dan mayoritas daerah perbukitan dengan ketinggian sedang dan berpindah-pindah setelah lahan sudah tidak produktif. Dalam tradisi berladang orang Dayak Ma'anyan, ada yang hampir terlupakan dan bahkan saat ini sudah ada yang tidak melaksanakan tradisi tersebut yakni NGANYUH MU'AU.

Nganyuh Mu'au, dilaksanakan Orang Ma'anyan ketika mereka mulai menabur benih padi. Disini, terlihat kebersamaan suku Dayak Ma'anyan khususnya, dimana masyarakat secara bersama-sama turut dalam menabur benih.

Adapun kebiasaan yang dilakukan, yaitu beberapa orang laki-laki membawa Ehek (alat dari kayu untuk melobangi tanah yang kemudian di taburi benih) lalu mereka berjalan didepan agar lebih tertib. Sedangkan para perempuannya, berjalan di belakang dengan membawa Bajut (sebuah wadah dari anyaman digunakan sebagai tempat Wini/benih) dan dengan tertib menabur benih tadi kedalam lobang Ehek yang sudah dibuat.

Saat sampai waktunya untuk beristirahat, maka warga yang membantu dalam kegiatan tersebut disuguhi dengan berbagai penganan khusus hingga makan siang. Setelah satu hari penuh telah dilaksanakan gotong-royong diladang salah satu warga. Maka hari berikutnya, setelah ditentukan sebelumnya dilanjutkan ke ladang warga yang lain. Demikian seterusnya secara bergantian sampai masa tanam selesai.

Itulah tradisi Suku Dayak Ma'anyan yang disebut "NGANYUH MU'AU". Untuk melihat tradisi ini, Anda bisa mengunjungi desa-desa di pedalaman Barito Timur.

(YA)