FESTIVAL LEWU DAYAK, Kisah Dayak vs Pandemic

 

Siaran Pers Pembukaan

Festival Budaya Lewu Dayak : Kisah Dayak vs Pandemic Covid 192020

Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang…

Adil Ka'talino, Bacuramin Ka'saruga, Basingat Ka'jubata……..

Arus..arus..arus.

Palangka Raya, Senin, 14 September 2020: JPIC Kalimantan sebagai lembaga yang mengadvokasi hak-hak masyarakat adat Dayak dan lingkungan hidup bersama Anak-anak muda Dayak yang tergabung dalam Komunitas Dayak Voices resmi meluncurkan Festival Lewu Dayak. Festival ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya anak-anak muda Dayak dalam membangun gerakan bersama dan bersolidaritas dalam pelestarian budaya masyarakat asli Dayak melalui bercerita, foto dan film.

  1. sepuluh tahun hadir dan berkarya, baik JPIC Kalimantan maupun Komunitas Dayak Bercerita – Dayak Voices bersama dalam gerakan perjuangan Masyarakat Adat International, serta Lembaga-lembaga jaringan di level Nasional dan International, Vivat Indo-Leste dan Vivat International dan PBB untuk Hak Asasi Manusia ingin merayakan dan mengapresiasi hak keberlanjutan kearifan local sebagai sumber inspirasi pengetahuan asli dalam merawat keutuhan ciptaan. Lebih khusus kearifan local di Lewu Dayak – Kampung Dayak, Tambun Bungai, Kalimantan Tengah dalam bentuk festival budaya.

Dalam pelaksanaan Festival Lewu Dayak ini, JPIC Kalimantan dan Komunitas Dayak Voices bermitra bersama Gerakan Harmoni dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2020. Kemitraan ini menjadi bagian dari upaya bersama dalam Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) dalam konteks kebudayaan masyarakat adat Dayak di Kalimantan Tengah. Di Kalimantan Tengah, komunitas-komunitas adat Dayak memiliki nilai dan norma yang sangat kaya dan diwariskan secara turun temurun. Kekayaan budaya Dayak ini harus diwariskan dan dilestarikan demi membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Oleh karena itu, Festival Lewu Dayak ini adalah sebuah Festival perdana yang dilaksanakan pada 14 September 2020 hingga 30 November 2020 di Kalimantan Tengah. Namanya, Festival Lewu Dayak. Lewu adalah salah satu kata kuncinya, karena anak-anak muda Dayak yang tergabung dalam komunitas Dayak Voices menyadari betapa penting filosofi Lewu (Rumah) yang memiliki peran sentral dalam menjaga, merawat dan melestarikan kebudayaan Dayak. Festival Levu Dayak ini memilih tema Peran Pemuda Dalam Menjaga Kearifan Lokal Di Masa Pendemic Covid-19 Melalui Media Foto, Film dan Cerita”. Singkatnya, Festival Budaya Lewu Dayak: Kisah Dayak vs Pandemic Covid 19. JPIC Kalimantan dan Komunitas Dayak Voices memilih tema ini sebagai ruang dimana anak-anak muda Dayak berkreasi melalui foto, film dan cerita dalam mengispirasi kita semua melalui kehidupan dan kebudayaan masyarakat adat Dayak dalam merawat harmonisasi antara manusia, manusia dengan alam demi membangun kehidupan bersama yang berkeadilan di Indonesia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah Guntur Talajan mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan festival tersebut. Menurutnya, dengan adanya festival ini akan memunculkan seniman-seniman baru di Kalteng yang perlu didorong untuk mengenalkan adat dan budaya Dayak Kalimantan Tengah.

“Kalteng ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mengelola sumber daya alam, kerusakan alam pun banyak. Budaya Dayak tak terlepas dari alam, sehingga kegiatan seperti ini harus didorong terus agar generasi yang baru bisa lebih mencintai alam juga budayanya,” kata Guntur.

Menurut Guntur, seharusnya perusahaan-perusahaan besar itu memberikan dukungan juga ke pelaku budaya juga komunitas-komunitas. Sehingga mereka tidak hanya merusak alam saja.

“Alam bisa habis bahkan bisa jadi bencana, tetapi seni dan budaya tidak bisa habis. Itu yang mempererat manusia di Indonesia yang beragam suku ini,” kata Guntur.

Hal senada juga disampaikan Direktur JPIC Kalimantan Fr. Sani Lake. Menurutnya, pemuda Dayak di Kalteng harus mengikuti festival ini dan bisa menemukan kembali identitas Dayak yang beragam itu dari cerita rakyat yang sudah ada namun dibalur dengan kreasi foto.

“Semuanya akan terdokumentasikan dengan baik, sehingga nanti yang cerita akan dibuat buku, sedangkan yang video atau film akan dipublikasi seluas-luasnya tidak hanya oleh JPIC dan Dayak Voices tetapi juga Kemendikbud,” ungkap Sani.

Menurut Sani, festival ini akan menjadi momen baik budaya Dayak untuk kembali merayakan hak-hak masyarakat adatnya. “Pemuda harus mengambil kesempatan ini untuk meneguhkan identitas kedayakan mereka dalam dunia modern saat ini,” ungkapnya.

Festival ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan partisipasi pemuda/i dalam melestarikan kebudayaan Dayak dimasa pandemi serta menyebarluaskan dalam skala nasional/internasional. Dan manfaat yang kami harapkan adalah peningkatan pengetahuan pemuda/i dalam menghasilkan karya budaya dalam bentuk tulisan cerita, foto, dan video singkat yang ikut memperkaya khasanah budaya nusantara yang bersumber dari budaya asli Dayak. Dari festival ini nantinya diharapkan punya dampak pada para pemuda/i Dayak dalam mendokumentasikan karya seni dan budaya Dayak serta peningkatan pengetahuan masyarakat tentang keanekaragaman budaya Dayak di Kalimantan Tengah.

Penyelenggaraan kegiatan akan dimulai pada tanggal 14 September 2020 30 November 2020. Tanggal penting Festival Budaya Lewu Dayak : Kisah Dayak vs Pandemic Covid 19yaitu, pembukaan kompetisi 14 30 September 2020, penjurian 1 12 Oktober 2020, pengumuman pemenang 16 Oktober 2020, workshop pemenang & semua peserta 20 31 Oktober 2020, roadshow pemenang kompetesi 1 14 November 2020.

Kompetisi Festival Budaya Lewu Dayak : Kisah Dayak vs Pandemic Covid 19, terdiri dari 3 kategori lomba, yaitu :

  1. Kompetisi Foto, dengan kriteria meliputi :
  1. Peserta usia 15 – 25 tahun;

ii. Mengirimkan 5 buah foto dengan narasi singkat;

iii. Lokasi foto di Kalimantan Tengah.

  1. Kategori Cerita Daerah, dengan kriteria meliputi :
  1. Peserta usia 15 – 25 tahun;
  2. Mengirimkan cerita maksimal 2 halaman kertas A4;
  3. Cerita yang dikirimkan merupakan keunikan atau khas masyarakat Dayak dalam menghadapi pandemi.
  1. Kategori Video, dengan kriteria meliputi :
  1. Peserta usia 20 – 30 tahun;
  2. Video berdurasi maksimal 15 menit;
  3. Maksimal 4 orang/pertim atau individu;
  4. Lokasi video di Kalimantan Tengah.

 

Total hadiah kompetisi Festival Budaya Lewu Dayak : Kisah Dayak vs Pandemic Covid 19, berjumalah Rp 90.000.000,- (sembilan puluh juta Rupiah, dipotong pajak). Sasaran peserta festival meliputi pemuda/i Kalimantan Tengah, mulai usia 15-30 tahun dan merupakan warga negara Indonesia.

Seluruh hasil karya para pemenang akan dikumpulkan untuk selanjutnya menjadi materi kampanye pelestarian budaya masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Diharapkan dengan pelaksanaan “Festival Budaya Lewu Dayak : Kisah Dayak vs Pandemic Covid 19” ini maka akan semakin berkembang kesadaran untuk menjaga dan melestarikan sumber-sumber pengetahuan asli yang ada di alam dan lingkungan sebagai warisan kekal untuk masa depan.

Adil Ka'talino, Bacuramin Ka'saruga, Basingat Ka'jubataArus..arus..arus

Palangkaraya, 14 September 2020

Kontak Panitia: 08115111887